Putin–Trump Saksikan, Hamas Akhirnya Setujui Proposal Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata Usai Putin–Trump Tatap Muka

beritatimur.com – Jakarta, 19 Agustus 2025 – Hari ini tercatat titik balik penuh harapan dalam konflik Gaza: Hamas menyetujui proposal gencatan senjata 60 hari. Kesepakatan ini mengikut sertakan rencana penarikan Israel dari bagian utara dan tengah Gaza, serta membuka akses bantuan kemanusiaan. Lucunya, momentum ini datang pasca pertemuan simbolik antara Putin dan Trump—dua kekuatan besar yang diam-diam kembali meregangkan jembatan diplomasi.

Detail Gencatan 60 Hari dan Isi Proposal

Hamas menerima proposal gencatan senjata yang meliputi pertukaran sandera—sekitar setengah dari sandera Israel yang masih hidup—dengan tahanan Palestina, serta penarikan pasukan Israel dan akses bantuan kemanusiaan yang lebih luas.

Perjanjian ini difasilitasi oleh Mesir dan Qatar, dan dikabarkan sangat mirip (sekitar 98%) dengan proposal sebelumnya dari utusan AS Steve Witkoff, yang dulu sempat diterima Israel tapi ditolak Hamas.

Pengaruh Putin–Trump dan Rangkaian Diplomasi

Pertemuan Putin–Trump memang tak menyertakan keputusan resmi soal Gaza, tapi menciptakan suasana simbolik—menghidupkan kembali saluran diplomatik antara Rusia dan AS.

Meski tak ada perjanjian langsung terkait Gaza dalam pertemuan itu, sorotan terhadapnya menambah tekanan internasional agar ada solusi damai. Hal ini, secara tak langsung, mempercepat respons Hamas terhadap tawaran gencatan senjata.

Tantangan dan Dinamika Negosiasi

Meskipun Hamas sudah menyetujui tawaran tersebut, Israel belum memberikan respons resmi, terutama sebab PM Netanyahu menuntut gencatan hanya jika disertai pelucutan senjata dan pembubaran Hamas.

Sejumlah pihak, termasuk rakyat Israel dan aktivis anti-perang, mengkhawatirkan rencana ofensif Israel ke Gaza City bisa menggagalkan kesepakatan ini. Situasi semakin tegang di tengah ancaman lanjutan perang.

Reaksi Internasional dan Momentum Perdamaian

Uni Eropa, PBB, dan organisasi HAM menyambut baik keputusan ini. Mereka menekankan bahwa jeda konflik bukan akhir, melainkan awal untuk solusi permanen dan bantuan bagi warga sipil yang terjepit di Gaza.

Sementara itu, Trump masih bersikap keras—menegaskan bahwa Hamas harus dihancurkan terlebih dahulu agar semua sandera bisa dilepas.

Penutup

Ringkasan Dengkul Perkembangan Penting

  • Hamas menyetujui proposal gencatan senjata 60 hari, termasuk pertukaran sandera dan akses bantuan.

  • Pertemuan Putin–Trump memang simbolik, namun membantu menghidupkan momentum diplomasi.

  • Israel dan Netanyahu belum merespons resmi, menuntut syarat yang lebih berat.

  • Dunia internasional optimis, berharap jeda konflik ini menjadi dasar perdamaian abadi.

Harapan Ke Depan

Semoga langkah ini menjadi titik balik menuju penghentian darah, bukan sekadar jeda perang. Gencatan senjata ini harus diikuti komitmen nyata: pembicaraan jangka panjang, kemanusiaan bagi warga Gaza, dan penghormatan terhadap hak asasi. Dialektika dunia memang rumit, tapi harapan untuk damai harus tetap dijaga.

More From Author

Pemkot Balikpapan Rampungkan 9,4 Hektare Lahan untuk Bendali Ampal Hulu, Target Fisik Dimulai 2026

Macron Sebut Putin ‘Predator’, Ingatkan Eropa Jangan Mudah Percaya!