Latar Belakang dan Isi Arahan Dari CEO Danantara
beritatimur.com – BPI Danantara—melalui CEO Rosan Roeslani—mengirimkan surat edaran bernomor S‑027/DI‑BP/V/2025 yang menginstruksikan penundaan seluruh RUPS dan aksi korporasi BUMN dan anak usahanya, kecuali yang sudah berbentuk publik (Tbk).
Rosan menyampaikan bahwa instruksi ini diberikan agar Danantara sebagai pemegang saham bisa memastikan operasional perusahaan berjalan efisien dan berbasis meritokrasi, bukan semata karena politis.
Lebih lanjut, tujuan utamanya adalah memastikan seleksi direksi dan komisaris BUMN dilakukan secara transparan, berdasarkan kinerja dan integritas, sehingga menghasilkan value creation yang optimal.
Bagaimana Tanggapan Telkom Terkait Arahan Ini?
PT Telkom Indonesia (TLKM) mengonfirmasi bahwa mereka memang diminta mengonsultasikan beberapa aksi korporasi besar kepada Danantara, seperti pembangunan fiber optik dan infrastruktur data center.
Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, menyampaikan bahwa konsultasi ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat iness ekosistem digital dan meningkatkan daya saing perusahaan, sehingga seluruh langkah perusahaan selaras dengan misi Danantara.
Telkom menegaskan bahwa penundaan RUPSLB bukan hambatan, tapi bagian dari rencana efisiensi dan evaluasi yang lebih matang agar perusahaan jadi lebih hemat, adaptif, dan punya daya tarik investasi lebih besar.
Relevansi Penundaan RUPSLB Bagian dari Konsolidasi BUMN
Instruksi penundaan juga mencakup penundaan seluruh aksi korporasi seperti akuisisi, pemisahan usaha, investasi besar, serta kontrak jangka panjang dengan nilai signifikan.
Menanggapi kebijakan ini, Istana melalui Mensesneg Prasetyo Hadi menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari proses pembenahan menyeluruh BUMN di bawah koordinasi Danantara, bukan bentuk intervensi politik.
Ditanggapi pula bahwa melakukan RUPS sebelum evaluasi tuntas justru bisa menimbulkan pemborosan dan tumpang tindih, karena jajaran baru bisa segera direvisi kembali setelah hasil pembenahan keluar.
Apa Konsekuensinya Untuk Telkom dan Sektor BUMN?
Kebijakan ini bukan cuma soal struktur, tapi juga sinyal ke publik bahwa Telkom dan BUMN lainnya tengah dalam fase evaluasi intens.
Peneliti dari Center for Indonesia Reform, Subhan Akbar, bahkan menyindir bahwa jika direksi Telkom tidak segera dibenahi, perusahaan bisa jadi “batu sandungan” bagi Danantara.
Lebih jauh, kinerja keuangan Telkom di kuartal I-2025 menunjukkan tren penurunan—baik dari sisi pendapatan, EBITDA, maupun laba bersih—dibanding periode sama di tahun sebelumnya.
Dampaknya, Telkom makin ditekan untuk memperbaiki kinerja, struktur kepemimpinan, dan orientasi bisnis agar tidak menabrak misi Danantara dalam menciptakan value BUMN yang lebih tinggi.
(Penutup): Apa Artinya Untuk Masa Depan Telkom dan BUMN?
Penundaan RUPSLB ini jelas bukan sekadar penundaan biasa. Ini adalah sinyal bahwa transformasi BUMN di bawah Danantara sedang berjalan dengan serius—melibatkan evaluasi struktural, nilai meritokrasi, dan fokus pada efisiensi operasional.
Recent Comments