Ganti Kostum, Gibran Pakai Jas-Dasi Biru Muda di Upacara Penurunan Bendera

Momen Fashion yang Ini Bikin Heboh: Dari Merah ke Biru Muda

beritatimur.com – Saat menghadiri Sidang Tahunan MPR 2025 di Kompleks Parlemen, Gibran Rakabuming Raka sempat mencuri perhatian karena detail kecil: berganti dasi dari merah ke biru muda tepat saat sidang dimulai. Saat tiba, ia memakai jas hitam dengan dasi merah—namun begitu masuk ruang sidang, dasi itu berubah warna menjadi biru muda: serasi dengan Presiden Prabowo Subianto yang sedari awal mengenakan dasi biru muda.

Pergantian warna dasi ini dipandang bukan sekedar aksesori fesyen. Gibran disebut menyiratkan solidaritas dan kesetaraan politik dalam satu gerak halus. Pengamat komunikasi bahkan menyebut simbol ini sebagai pesan siap mendampingi penuh, jika diperlukan.

Tak ayal, detail ini langsung menyedot diskursus media dan publik yang memaknai simbol visual sebagai bagian dari cara berpolitik yang halus tapi kuat.

Simbolisme di Balik Warna: Loyalitas & Ambisi Halus

Menurut pengamat mikroekspresi Kirdi Putra, pergantian dasi ini bisa dimaknai lebih dari sekadar penyesuaian gaya—melainkan sinyal loyalitas dan ambisi dalam konstruksi kekuasaan baru. Warna biru yang identik dengan Prabowo dipakai Gibran untuk menyampaikan kesamaan visi dan kedekatan simbolik.

Makna kedua yang muncul menyatakan bahwa Gibran ingin menonjolkan posisi dirinya sebagai figur eksekutif yang sejajar: “Kalau ada apa‑apa dengan Pak Prabowo, saya layak jadi Presiden,” ujar sang pengamat. Lagu politiknya kuat meski tanpa sepatah kata resmi disampaikan.

Bahasa tubuhnya pun dinilai mencerminkan kombinasi antara kesiapan dan sedikit gugup—tanda figur muda yang sedang menavigasi panggung kenegaraan besar.

Respons Istana dan Ajakan untuk ‘Move On’

Aksesori dasi mencuri perhatian hingga mendapat komentarnya Mensesneg Prasetyo Hadi, yang menyarankan agar perubahan warna dasi tidak dipersoalkan. Ia menyampaikan bahwa pertanyaan soal itu sebaiknya langsung dialamatkan ke Gibran. Ia juga menambahkan pesan agar masyarakat lebih bisa ‘move on’ pasca-pemilu, sebagaimana disampaikan Ketua DPR.

Pesan tersebut menunjukkan bahwa pihak Istana menganggap wajar bila simbol kecil seperti ini tidak harus dibesar-besarkan di publik—namun saat tetap dipentingkan, itu menandakan bahwa simbol itu memang bermakna dalam.

Rekam Jejak Biru Muda: Strategi Visual Konsisten

Lebih dari sekadar Sidang Tahunan, pilihan dasi biru ini sudah menjadi gaya politik konsisten bagi Gibran dan Prabowo. Dalam pelantikan Kabinet Merah Putih tahun lalu, seluruh menteri pun mengenakan dasi biru muda dalam simbol kebersamaan.

Ini mempertegas bahwa biru muda adalah simbol identitas politik pemerintahan: representatif, modern, dan saling menyatu—sebuah kode visual untuk menyampaikan kesatuan dan aspirasi baru era pemerintahannya.

Penutup Reflektif

Pergantian dasi dari merah ke biru muda pada upacara penurunan bendera bukan sekadar soal warna: itu adalah bahasa politik sunyi dalam dialog visual Presiden dan Wakil Presiden. Gibran menunjukkan kesetiaan sekaligus kesiapan memimpin, tanpa sepatah kata resmi—cukup lewat simbol yang tertata rapi.

Ringkasnya

Gibran pakai dasi biru muda adalah sinyal tangguh soal loyalitas, simbol strategi politik, serta ambisi halus yang menyatu dalam satu tampilan kenegaraan. Pesan visualnya jelas: “Saya bagian Anda, siap melangkah bersama.”

More From Author

Ada Pesta Rakyat, Lapangan Istana Merdeka Mendadak Jadi Tempat Piknik Warga

Ikuti Upacara HUT ke-80 RI di Istana, Menpora Dito dan Wamenpora Taufik Kenakan Pakaian Adat Nusantara